translate

Jumat, 21 September 2012

model pembelajaran fargmented

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Banyak para guru SD menjadi bingung setelah dicanangkannya pembelajaran tematik yang harus dilaksanakan dikelas tahun 2004. Begitu pula sang kepala sekolah menghadap dilema dalam memutuskan apakah perlu pembelajaran tematik dilaksanakan dikelas, baik para guru maupun kepala sekolah belum memahami pembelajaran tematik. Bagaimana mereka harus melaksanakan?, padahal sang guru sudah terbiasa mengajar dengan pembelajaran yang bersifat fragmented, pembelajaran yang memberikan pelajaran secara terpisah-isah untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan di SD. Sejak bergulirnya kurikulum berbasis kompetensi (2004) kelas 1 dan 2 SD dihimbau oleh dinas pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran tematik, yang menjadi sebuah wacana baru, dianggap baik diterapkan di SD tentu mempunyai beberapa alasan, antara lain : pola pikiran anak yang masih holistik artinya usia siswa sekitar 4-10 tahun pola pemikirannya masih satu kesatuan, umumnya mereka menjadi berpikir fragmented karena pola asuh orang dewasa yang memisah-misahkannya. Jika dibandingkan dengan pembelajaran fragmented, pembelajaran tematik lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif baik kognitif maupun skill dalam proses pembelajarannya, dengan diangkatnya tema model pembelajaran fragmented ini diharapkan guru akan lebih memahami bagaimana model pembelajaran fragmented itu dan bagaimana menggunakan model fragmented yang ideal untuk siswa SD sehingga tidak harus menghilangkan model pembelajaran yang telah ada meskipun sudah banyak diterapkannya pembelajaran tematik

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian dari Model pembelajaran fargmen ?
  2. Apa kelebihan dari model fragmen ?
  3. Apa kekurangan dari model fragmen ?
  4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen ?
  5. Kapan model fragmen digunakan dalam pembelajaran ?
  6. Bagaimana cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
  1. Tujuan Penulisan
    1. Untuk menjelaskan tentang model fragmen.
    2. Untuk menjelaskan apa kegunaan dari model fragmen.
    3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari model fragmen.
    4. Untuk menerapkan model fragmen dalam pembelajaran.
  2. Manfaat Penulisan
    1. Memahami pentingnya model fragmen dalam pembelajaran
    2. Mengetahui cara penggunaan model fragmen dalam pembelajaran di SD.
    3. Mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan model fragmen.


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Apa pengertian dari Model pembelajaran fragmented ?
The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit masing-masing mata pelajaran. Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain (Fogarty, 1991). Oleh Forgaty pembelajaran frgamented disimbolkan dengan sebuah periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus tercapai ketika satu satuan waktu telah ditempuh, misalnya pada satu catur wulan. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai. Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).
  1. Apa saja keuntungan dari model fragmen ?
Keuntungan model fragmen :
  • Siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu.
  • Selain itu siswa dapat memperoleh kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
  • Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran.
  1. Apakah kekurangan dari model fragmen ?
Kekurangan model fragmen :
  • Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar
  • Keterhubungan menjadi tidak jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran.
  • Siswa kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis. Artinya konsep, ketrampilan dan sikap-sikap yang tumpang tindih tidak diterangi bagi peserta didik dan transfer pembelajaran pada situasi-situasi nyata nampaknya sedikit terjadi. Untuk membuat peserta didik tidak putus dalam menghubungkan di dalam dan antar disiplin ilmu secara eksplisit. Sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dalam pembelajaran.
  1. Kapan Model Fragmen digunakan ?
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu.
model ini berguna bagi guru agar persiapannya dapat lebih fokus. Ini juga merupakan model yang baik bagi para guru yang menginginkan untuk menggeser prioritas-prioritas kurikuler sebelum menggunakan model-model departemental silang (cross departmental) untuk perencanaan interdisipliner.
  1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran frgamented ?
Dewasa ini pembelajaran frgamented dilaksanakan tanpa melihat kebutuhan perkembangan anak, guru mendril siswanya agar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual siswa terbentuk dengan cepat (instan). Jika pembelajaran fragmented dilaksanakan dengan memandang dari segi kebutuhan perkembangan siswa, misalnya pembelajaran yang menggunakan ajang permainan (learning by playing) dapat memotivasi siswa dalam belajar dan sangat cocok diterapkan dikelas TK dan SD, sedangkan untuk kelas tinggi lebih cocok learning by doing. Prinsip belajar seraya bermain dan belajar seraya bekerja dapat diterapkan dalam pembelajaran fragmented. dalam pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual maka sebenarnya pembelajaran frgamented merupakan salah satu cara pembelajaran yang baik untuk diterapkan di SD jika dilaksanakan secara ideal hanya sayangnya pembelajaran fragmented yang dilaksanakan disekolah sekedar mencatat, duduk, mendengar, dan menghafal. Guru hanya menggunakan metode ceramah saja untuk menuntut konsep secara instan, untuk lebih baiknya dalam penerapan model pembelajaran fragmented dilaksanakan secara student centered karena dapat menghasilkan siswa yang kreatif, kritis, dan inovatif.
  1. Bagaimana cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
Contohnya dikelas 3 SD semester 1, guru akan mengajarkan IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan matematika dengan pokok bahasan yang sudah tercantum secara berurutan dalam kurikulum tanpa melihat keterpaduan dari setiap konsep.






































Gambar : Fokus pembelajaran mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Matematika
Contohnya dikelas 3 SD semester 1, guru akan mengajarkan IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan matematika dengan pokok bahasan yang sudah tercantum secara berurutan dalam kurikulum tanpa melihat keterpaduan dari setiap konsep
Model ini merupakan model tradisional yang memisahkan dan membedakan bidang-bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Sedangkan di SMP atau SMA masing-masing disiplin diajarkan oleh guru yang berbeda di tempat yang berbeda di lingkungan gedung yang mengharuskan murid pindah ruangan-ruangan yang berbeda. Masing-masing pertemuan terpisah dan mengandung sebuah organisasi sel yang berbeda, meninggalkan para murid dengan sebuah pandangan yang terkotak-kotak atas kurikula, kekurangan beberapa model fragmentasi, dengan subyek tetap diajari secara terpisah dan terlepas satu sama lain adalah kelas dasar. Dalam situasi ini guru mengatakan “Sekarang tinggalkan buku matematika mu dan ambil paket IPA mu. Ini adalah waktu kerja untuk unit IPA”. Jadual harian menunjukkan slot jarak waktu untuk Matematika, IPA atau IPS. Jarang ada topik dari dua area dikehendaki berhubungan. Isolasi subyek seperti ini tetap menjadi norma, meskipun di dalam kelas bimbingan sendiri.

BAB III
PENUTUP


Kesimpulan :
The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit masing-masing mata pelajaran. Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain (Fogarty, 1991). Oleh Forgaty pembelajaran frgamented disimbolkan dengan sebuah periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap mata pelajaran. Model fragmen mempunyai keuntungan dan kekurangan. Keuntungan model fragmen adalah Siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Kekurangan model fragmen adalah Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar Keterhubungan menjadi tidak jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran. fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Yang cara penerapannya dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan segi kebutuhan perkembangan siswa.




DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan Nasional, (1996). Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan Tinggi.

Fogarty, Robin.1991. How The Integrated the Curricula. Arlington Heights, Illionis: Sky Light, pp. xi – xvii
Departemen PendidikanNasional.,(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas

Fogarty, R.,(1991). How To Integrate The Curricula. Illinois : IRI/Skylight
Publishing Inc.
www.google.com